TEORI PERMINTAAN DALAM EKONOMI KONVENSIONAL DAN EKONOMI ISLAM



TEORI PERMINTAAN
(Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional)
  1. Pendahuluan
1.      Konsep Dasar Ekonomi Islam
Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia muslim (yang beriman) dalam suatu masyarakat Islam yang mengikuti al-Qur’an, al-Sunnah, al-Ijma’ dan Qiyas. Dalam definisi lain menjelaskan bahawa ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat dalam prespektif nilai-nilai Islam. Dalam kdua definisi di atas bahwa pengertian ekonomi Islam itu mengandung dua hal yang menjadi keunggulannya. Pertama, bagaian petunjuk yang bersifat pokok dan tetap, yang dalam hal ini jumlahnya terbatas yang berkaitan dengan pedoman pokok yang pasti dihajatkan oleh setiap masyarakat yang telah terpengaruh oleh perekonomian apapun, seperti larangan riba, khamar dll.
Dalam konsep dasar ini mencakup tentang bagaimana Islam memandang tentang manusia sebagai pelaku ekonomi dimana sifat ketergantungan manusia dengan ekonomi dimulai sejak lahir, artinya manusia benar-benar lemah dan tak berdaya dan secara fisik manusia tidak mampu berbuat apa-apa tanpa pertolongan orang lain. Di sisi lain, manusia diberi keutamaan yang lebih dibanding makhluk lainnya yaitu kelebihan akan kodrat yang lebih luas, kebebasan untuk memilih, akal untuk berfikir dan menguasai alam semesta. Berangkat dari sini jika ditelaah pada QS. al-An’am : 165 dan QS. al-Zariyat : 56. Maka, dijelaskan bahwa Islam menempatkan manusia di bumi sebagai khalifah yang berarti manusia diberi amanah untuk menjaga, mengatur serta memanfaatkan alam semesta agar sesuai dengan tujuan Islam rahmatan lil ‘alamin, kemudian disebut juga sebagai  ‘abdullah, yaitu manusia sebagai makhluk Allah swt  berkewajiban untuk  tetap tunduk dan patuh akan ketentuan-ketentuan yang telah diberikan oleh-Nya. Tujuan ekonomi  Islam harus sejalan dengan syari’at Islam secara menyeluruh dan bukan sebagai perisai saja. Hal ini merujuk pada teori triagle(dalam filsafat Ekonomi Islam), yaitu konsep hubungan setiga antara Tuhan, manusia dan alam. Berbeda dengan tujuan ekonomi konvensional yaitu yang hanya memusatkan kepada kesejahteraan manusia.
2.      Karakteristik Ekonomi Islam
Karakteristik ekonomi Islami, berarti segala sesuatu yang melekat dengan eksistensi Ekonomi ya g berlandaskan syari’ah sehingga menjadi suatu ciri khas yang membedakan dengan  sistem ekonomi yang lain. Diantara karakteristik itu adalah :
a)        Time Horizon
b)        Diakuinya hak kepemilikan (propherty right)
c)        Tidak ada transaksi berbasis bunga (riba)
d)       Berfungsinya institusi zakat
e)        Mengakui Mekanisme pasar dan harga (market and price mechanism)
B.     Teori dan hukum permintaan
1.      Ekonomi Konvensional
Secara rasional antara permintaan dan penawaran yang terjadi pada mekanisme pasar selalu mengkaitkan dua peristiwa tersebut menjadi satu peristiwa yang berhubungan. Pengertian permintaan sendiri adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dalam periode tertentu. Analisis teori permintaan mengfokuskan hubungan antara permintaan dan perubahan harga.
Hukum permintaan menyatakan bahwa, “ketika harga produk per unit mengalami kenaikan, maka akan menyebabknan jumlah produk yang diminta mengalami penurunan, dan jika produk per unit turun dari harga semula, bearti jumlah produk berbanding terbalik dengan harga. Dimana hukum permintaan ini hanya berlaku jika asumsinya dianggap tetap (ceteris paribus). Secara sistematis, jumlah permintaan atas suatu produk dapat dirumuskan sebagai berikut : Q = a – bP, sedangkan kurva dari fungsi permintaan digambarkan sebagai berikut :
http://latansablog.files.wordpress.com/2012/03/scan0001.jpg 

Keterangan :
Q = Jumlah produk yang diminta
A = Konstanta 
B = Koifisien arah garis kurva (tingkat sensivitas harga produk terhadap jumlah produk yang diminta
P = Harga produk diminta per unit
D = Permintaan (Demand)
Jika ada terjadi harga produk per unit turun maka setidaknya ada dua hal yang terjadi yaitu jumlah permintaan akan semakin meningkat dan semakin banyak dan tidak ada permintaan atau demand sebesar nol (0).
1.      Ekonomi Islam
Teori permintaan adalah, “perbandingan lurus antara permintaan dengan harga yaitu permintaan akan naik apabila harga relatif naik dan sebaliknya permintaan turun jika harga relatif turun”. Hukum permintaan menyatakan, “bila harga suatu barang naik maka permintaan akan barang akan turun, sebaliknya jika harga barang tersebut turun maka permintaan akan naik”.  Pernyataan di atas adalah kondisi permintaan dari teori ekonomi konvensional yang memungkinkan terjadi pada ekonomi Islam meski tidak  berlaku keseluruhan. Dalam ekonomi Islam faktor permintaan bukan hanya dipengaruhi oleh tingkat harga atau faktor-faktor lainnya, namun juga dipengaruhi oleh barang dan jasa yang memang dikonsumsi. Dalam jumlah barang yang diminta (permintaan jumlah barang) dalam berbeda dengan non muslim karena seorang muslim diatur dengan prinsip moderasi (tidak berlebih-lebihan) sehingga dapat dibeli tetap saja harus dibatasi. Namun secara dasar hukum permintaan ini juga berlaku dalam ekonomi Islam.
B.     Kurva Permintaan Linear
Kata “linear” berarti harus menurun, lurus horizontal atau lurus vertikal. Dari sini menimbulkan peristiwa permintaan negatif dan harga negatif. Permintaan negatif adalah harga begitu tinggi maka aktifitas pasar terhambat sampai jumlah yang ditawarkan memberikan harga yang memuaskan. Kasusnya adalah, jika kurva permintaan mempunyai kemiringan negatif artinya apabila harga meningkat, maka jumlah permintaan berkurang, sebaliknya apabila harga turun, permintaannya bertambah.

Contoh penyelesaian kurva permintaan :
Jika diketahui P = 50 - 2Q, tentukan :
a)      Skedul permintaan barang
b)      Gambarkan kurva permintaan barang dari fungsi di atas
c)      Berapa harga dan jumlah tertinggi yang dapat dicapai dari fungsi permintaan ?
Jawab :
a)      Skedul permintaan barang
Q
0
1
2
3
4
5
…..
25
P
50
48
46
44
42
40
.....
0

b)      Gambarkan kurva permintaan barang dari fungsi di atas
 Saat Q = 0 maka P = 50
 Saat P = 0 maka :
 2Q = 50
 Q = 25
c)   Berdasarkan skedul permintaan barang diketahui harga tertinggi dicapai pada saat tidak ada permintaan pasar (tidak terdapat persediaan barang di pasar) atau Q = 0, yaitu sebesar P = 50. Sedangkan jumlah permintaan pasar terbesar terjadi pada saat  “diberikan Cuma-Cuma” atau gratis oleh produsen (P = 0), yaitu sebesar Q – 25.
Contoh :
kurva permintaan pasar denga  perbedaan harga yang relatif besar.
Harga (P)
50
150
300
350
500
Jumlah (Q)
30
25
12
5
1
 


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 


Dari hasil kurva permintaan pasar di atas, garis permintaan melengkung atau tidak linear. Hal ini sebagai akibat adanya perbedaan secara absolute relative besar antara perubahan harga (P) dan perubahan jumlah (Q).







 

 

Comments

Popular posts from this blog

Kumpulan Mahfudzot (Pribahasa)

Hadits Tentang Tata Cara Pergaulan dan Pakaian

WE BARE BEARS - DRAW THEIR LIFE GRIZZLY PANDA AND ICE BEARS